ORANG YANG PANDAI
Tahukah
kalian mengapa kalian disekolahkan? Tentunya semua orang tua, bapak ibu guru
ingin anaknya menjadi pandai. Memang pandai menjadi tolak ukur kesuksesan.
Mungkin sebagian orang dari kita berpikir bahwa pandai itu karena adanya IQ yang
tinggi atau karena mendapatkan sertifikat ranking di kelasnya. Apakah itu
pandai? Kepandaian dapat diraih oleh siapapun menurut Islam.
Rasulullah
SAW bersabda:
Artinya:
“Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal
untuk kehiduan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya
mengikuti hawa nafsunya serta berangan – angan terhadap Allah SWT.” (HR. Imam
Turmudzi)
Menurut
hadist tersebut, ada 2 parameter kepandaian, yaitu:
1. Orang Yang Sering Bermuhasabah
Muhasabah
berarti mengintropeksi diri sendiri. Kesibukan atau aktivitas terkadang membuat
kita mengevaluasi seberapa kemajuan aktivitas yang kita lakukan sehari – hari.
Namun, kita juga malah tidak pernah mengevaluasi aktivitas kita. Padahal hal
itu adalah hal yang paling penting. Hal ini tercantum dalam Q.S Al – Hasyr ayat
18:
Artinya:
“Hai orang – orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.”
Sahabat
Umar r.a juga berkata:
“Hisablah (evaluasilah)
diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk
hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan
pada hari kiamat bagi orang yang menghisab dirinya di dunia.”
Dari
beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin sering kita
intropeksi diri, Insyaallah semakin ringan hisab kita di yaumul akhir. Oleh
karena itu, kita seharusnya selalu melakukan evaluasi setiap harinya. Namun, setelah
bermuhasabah kita harus ada tidak lanjut. Maksudnya, setelah evaluasi harus ada
perbaikan.
2. Orang Yang Melakukan Amal Untuk Persiapan Setelah Meninggal
Selain
muhasabah, ada pula parameter kepandaian, yaitu orang yang tidak berpikir hanya
tentang dunia, namun tentang akhirat. Orang yang pandai adalah orang yang
beramal sholeh dalam kehidupannya. Sedangkan orang yang pandai tetapi tidak
beramal sholeh, maka orang itu hanya memikirkan kehidupannya di dunia.
Kepandaian
hakiki dapat dicapai oleh semua orang. Asalkan kita selalu berikhtiar dan bertawakal.
Kepandaian itu dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi diri setiap hari dan beramal
untuk kehiduan setelah meninggal.
Bagi teman-teman yang ingin mengirimkan artikel atau ceritanya ke Website TMSI. Silahkan kirimkan melalui Email : tmsi.smangat@gmail.com
Sekian, Wassalamualaikum.
INGAT! Kiriman Bermanfaat Kalian Adalah Sebuah Ladang Pahala!